Random

Sekarang literally aku cuma mau nyeritain apa yang aku rasakan sebenarnya. Bukan sekedar pencitraan belaka. Dulu, aku selalu dilatih dan dibiasakan untuk meraih apa yang sudah aku impikan dengan penuh tanggungjawab. Orangtuaku selalu memberitahuku bahwa jangan takut punya mimpi. Punya mimpi itu baik. Kamu tidak akan bisa menjadi 'orang' jika hanya mengikuti arus dan pasrah pada jalan yang ada. Kamulah yang harus menentukan arah hidupmu. Banyak orang berpikir bahwa mereka tidak akan berusaha mati-matian karena mindset mereka yang yakin bahwa orang lain tidak akan peduli pada proses yang dijalani, orang lain hanya mengapresiasi hasil yang sudah kamu capai. Makanya, kebanyakan siswa jaman sekarang juga ingin hasil instan. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapat hasil bagus demi pujian orang lain. 

Penyakitku dari dulu adalah aku tidak bisa mempersiapkan segala sesuatu jauh sebelumnya. Aku sering percaya bahwa kerja didekat deadline akan lebih cepat dan berbuah hasil. Bukan hanya soal pekerjaan, di kehidupan pun aku terapkan. Contohnya ketika SMP sampai SMA, aku tidak pernah mengerti pelajaran matematika kelas 1 dan 2. Padahal, pelajaran matematika udah pasti ada di Ujian Nasional. Aku sibuk bersenang-senang mengisi masa mudaku yang nggak datang dua kali. Tapi, orangtuaku selalu mengingatkanku dan pada akhirnya aku sadar sendiri. Apalagi aku anak pertama yang kudunya harus diandalkan ketika dewasa dan menjadi contoh yang baik bagi adikku. Setiap memasuki kelas 3, aku selalu bingung sendiri, capek sendiri. Memang resiko itu harus dijalani dan dipertanggungjawabkan. Akhirnya, setiap malam aku selalu mempelajari materi-materi yang belum aku mengerti meskipun besoknya tidak ada ulangan bahkan hari libur. Meskipun aku sudah les di LBB, aku masih lebih suka dan lebih nyaman belajar sendiri, entah mengapa. Aku adalah orang yang lebih nyantol kalo belajar sendiri, di tengah keheningan malam. Tapi, kalo udah kepepet banget nggak nemu jawaban di internet, terpaksa deh aku pergi ke LBB. 

Sekarang, aku udah hampir masuk kuliah. Jujur aja, aku masih bayangin kalo kehidupan kampus itu menyenangkan seperti di film-film. Aku masih belum bisa membayangkan keluhan-keluhan yang sering diceritakan kakak kelasku seolah-olah kampus itu neraka. Entahlah, aku cuma berpikir bagaimana caraku membanggakan orangtuaku di perantauan nanti, Bagaimana nasibku tanpa ada keluarga yang selalu memenuhi kebutuhanku. Bagaimana aku mendapatkan teman seasik teman di SMA sementara kepribadianku yang introvert ini. Tapi, aku harus berpendirian. Kuliah di luar kota adalah keputusanku. Aku juga sudah susah payah meyakinkan orangtuaku agar dibolehkan merantau dengan berbagai alasan. Sungguh, itu yang terberat aku jalani setelah tahu aku diterima di perguruan tinggi negeri luar kota. Aku sadar kok, mungkin karena sikap kekanakanku di rumah yang membuat mereka khawatir. Banyak faktor sebenarnya. 

Intinya, jangan takut untuk bermimpi. Jika kamu dewasa, kamu pasti akan mempertanggungjawabkan semua mimpimu. Kamu tidak akan berpikir panjang lagi meski harus melewati perjuangan lebih keras dari orang lain. Namun, jangan lupa untuk menikmati masa mudamu. Pandai-pandailah membagi waktu antara usaha dan bersenang-senang. Lagipula, jika kamu berhasil, toh kamu sendiri yang akan menikmatinya. Orang lain juga akan mengapresiasimu dan tidak lagi meremehkanmu. 'Self-belief and hard work will always earn you success.' -Virat Kohli


Comments