Update Dulu Yuk!


     ‘Apa yang Anda pikirkan?’ “Lagi hangout sama temen-temen nih.” “Duh, laper banget gak ada makanan pula.” “Si dia kapan pekanya ya?”. Tidak hanya hal menarik yang diupdate lho, ungkapan seseorang ketika ‘galau’ juga seliweran di beranda. Media sosial sering masuk dalam daftar topik paling seru untuk dibahas para remaja masa kini. Kita bisa menggunakan berbagai media sosial yang telah tersedia di seluruh dunia seperti Facebook, Twitter, Google+, Weibo, Instagram, Tumblr, MySpace, Whatsapp, Path, dan masih banyak lagi.
     Sudah menjadi kebiasaan remaja, update suatu hal dari yang sedang ia lakukan, ia rasakan hingga kejadian atraktif di media sosial. Di zaman sekarang, media sosial tidak lagi istilah asing bahkan telah menjadi kebutuhan primer bagi remaja. Berawal dari bangun tidur di pagi hari hingga akan tidur di malam hari, hari-hari remaja pasti tidak akan lepas dengan yang namanya media sosial. Kata orang sih, ‘update dulu biar gaul’. Kenyataan memang, seseorang yang jarang update atau jarang membuka akun media sosialnya akan dicap ‘kudet’ atau kurang update. Hingga akhirnya ada tuntutan bagi kita untuk mengikuti tren masa kini jika tidak ingin dibilang ‘kudet’.
     Penting atau enggak sih? Ini tergantung masing-masing dari kita. Media sosial menyediakan banyak fasilitas yang memudahkan kita untuk saling bertukar informasi seperti gambar, video, hingga data apa saja. Contohnya saat ini kita bisa menggunakan whatsapp, bbm, line, dll. Kita juga bisa bertatap muka tanpa berada di lokasi yang sama. Tentunya tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk saling kontak dengan orang lain. Coba bayangkan jika tidak ada alat komunikasi seperti social media, kita harus mengeluarkan banyak biaya untuk transportasi padahal hanya ingin menyampaikan suatu berita penting. Tapi sekarang, cukup dengan membeli pulsa modem atau menggunakan WiFi, kita bisa berkomunikasi dimana saja kapan saja.
     Apabila dilihat dari kenyataan yang ada di tengah-tengah remaja saat ini, mereka menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi sesama teman, berbagi tentang keseharian, hingga mengekspresikan perasaannya. Ada juga yang menggunakannya untuk memamerkan segala yang dirasakannya agar tingkat eksistensinya menjadi lebih tinggi. Bisa terlihat bahwa tingkat eksistensi seseorang di media sosial bergantung dari seberapa sering ia online dan memposting sesuatu. Tapi ternyata, apabila seseorang terlalu ambisi untuk eksis di dunia maya, dengan mengunggah banyak foto dan status yang tidak penting justru akan membuat pengguna media sosial lainnya terganggu.
   Media sosial ada dampak negatifnya juga bagi kita yaitu membuat semakin malas belajar dan memunculkan sikap apatis. Seperti contohnya saja ketika kita sedang belajar tiba-tiba handphone berbunyi karena ada notifikasi yang masuk. Ini membuat konsentrasi terlepas dan perhatian beralih ke handphone. Kita akan lebih betah berlama-lama menatap handphone daripada buku pelajaran yang menjenuhkan. Tidak jarang pula orang yang acuh ketika diajak berbicara oleh orang lain.
     “Kalau kita bisa mengatur waktu dengan baik, sosmed akan membawa dampak positif. Untuk yang sudah memiliki ketergantungan terhadap sosmed, sering-seringlah berolahraga atau melakukan aktivitas fisik daripada hanya bermain hape.” Tutur Rere Cika kelas XI MIA 3. Jadi, kita harus cerdas dalam memanfaatkan media sosial, salah satu contohnya untuk sarana bisnis dan saling bertukar fikiran dengan kawan-kawan kita. Namun harus tetap waspada terhadap dampak negatif yang mungkin mengikuti. Telah banyak kasus kejahatan yang dilakukan melalui media sosial. Orang memanfaatkan media sosial untuk bertindak kejahatan karena banyaknya pengguna apalagi remaja yang sifatnya masih labil. Apapun kepentingan dalam bersosial media, sebaiknya tetap bijak dan berhati-hati terhadap informasi yang dibagi maupun diterima.

-Dhita


             

Comments